Masterplan KEK Kota Bitung (Foto: BISNISBMR.CO)
BISNISBMR.CO, Bitung – Program pemerintah pusat tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kota Bitung rupanya belum tersosialisasi dengan baik. Akibatnya, muncul sejumlah penafsiran lain yang membuat sejumlah pengusaha di Kota Bitung siap-siap untuk angkat kaki ke daerah lain.
Salah satunya adalah perusahaan pembuat kapal, PT Cipta Marina Ilmi di Girian Bawah yang siap-siap untuk hengkang karena ketidakjelasan rencana pembangunan KEK.
“Terus terang kami bingung dengan rencana pembangunan KEK, terutama rencana reklamasi yang informasinya simpang siur kami terima,” kata pemilik PT Cipta Marina Ilmi, Safirudin Abas, Kamis (11/2/2016).
Ia mengaku hanya mengetahui rencana reklamasi lahan untuk KEK dari media, itupun informasinya sangat terbatas. Karena dari informasi yang ia terima, lokasi perusahaannya juga masuk dalam rencana reklamasi.
“Kalau memang reklamasi itu sampai di wilayah Girian Bawah, maka mau tidak mau kami harus angkat kaki karena tidak memungkinkan lagi untuk memproduksi kapal jika pantai sudah ditimbun,” katanya.
Pengusaha yang mempekerjakan sekitar 400an karyawan ini mengaku tidak pernah dilibatkan dalam sosialisasi tentang KEK. Sehingga dirinya hanya bisa menerka-nerka dan mencari informasi dari media soal rencana reklamasi lokasi KEK. “Kami tinggal wait and see soal rencana KEK, terutama lokasi-lokasi yang akan direklamasi termasuk luasannya,” katanya. (Egam)
Salah satunya adalah perusahaan pembuat kapal, PT Cipta Marina Ilmi di Girian Bawah yang siap-siap untuk hengkang karena ketidakjelasan rencana pembangunan KEK.
“Terus terang kami bingung dengan rencana pembangunan KEK, terutama rencana reklamasi yang informasinya simpang siur kami terima,” kata pemilik PT Cipta Marina Ilmi, Safirudin Abas, Kamis (11/2/2016).
Ia mengaku hanya mengetahui rencana reklamasi lahan untuk KEK dari media, itupun informasinya sangat terbatas. Karena dari informasi yang ia terima, lokasi perusahaannya juga masuk dalam rencana reklamasi.
“Kalau memang reklamasi itu sampai di wilayah Girian Bawah, maka mau tidak mau kami harus angkat kaki karena tidak memungkinkan lagi untuk memproduksi kapal jika pantai sudah ditimbun,” katanya.
Pengusaha yang mempekerjakan sekitar 400an karyawan ini mengaku tidak pernah dilibatkan dalam sosialisasi tentang KEK. Sehingga dirinya hanya bisa menerka-nerka dan mencari informasi dari media soal rencana reklamasi lokasi KEK. “Kami tinggal wait and see soal rencana KEK, terutama lokasi-lokasi yang akan direklamasi termasuk luasannya,” katanya. (Egam)
