Contoh banner 1-->
» » » Gelar FGD, Gebernur Terima Masukan Bangun Wisata Sulut

Gelar FGD, Gebernur Terima Masukan Bangun Wisata Sulut

Penulis By on 02/10/2016 | No comments

Dekan Universitas De La Salle Jelly Walasendouw (kiri), Gubernur Sulut Olly Dondokambey (kedua dari kiri), Kepala BI Sulawesi Utara Peter Jacobs (kedua kanan), Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Arif budisusilo (kanan).






MANADO - Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dalam acara Forum Group Discussion (FGD) bertajuk “Menuju Pariwisata Berkelanjutan Sulawesi Utara”, menerima banyak masukan untuk bangun wisata Sulut.

Dalam acara FGD yang digelar Bisnis Indonesia yang bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara, Gubernur Olly tidak sekadar membacakan sambutan tetapi juga mengikuti jalannya diskusi, di Manado, Rabu (28/9).

Olly mengatakan masukan dari pelaku usaha, pemerhati, hingga akademisi yang menyoroti pariwisata diresapi dengan serius. Menurutnya, pengembangan pariwisata kedepannya memerlukan dukungan semua pihak.

“Sekarang turis sudah datang, banyak yang terlihat belum siap. Maka dari itu, saya membuka diri dan peluang seluasnya untuk investor yang mau masuk,” tutur Olly dalam diskusi yang dipandu oleh Pemimpin Redaksi Harian Bisnis Indonesia Arif Budisusilo.

Dalam diskusi tersebut, Olly mengkritisi soal tidak adanya badan yang fokus untuk mengelola agen agen perjalanan di Sulawesi Utara.

“Turis datang, perlu dibawa ke banyak destinasi yang tersebar di Sulut. Itu yang kami pikirkan kedepannya,” tambahnya.

Heny Pratiknjo, Staff Pengajar Universitas Sam Ratulangi sekaligus Pengurus Manado Tourism Board (MTB), mengatakan pengembangan pariwisata juga harus melihat aspek masyarakatnya. Dia mengkritisi soal pengawasan terkait hiburan malam yang dianggap tidak tertata dengan baik.

“Kita harus lihat bahwa prevalensi HIV AIDS di Sulut meningkat, dan titik penyebaran berada di banyak tempat. Pemerintah daerah harus fokus ke situ,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Asita Sulut Freddy Walandow mengharapkan pengelolaan Taman Laut Bunaken lebih serius, baik terkait pengawasan pengunjung, menjaga kebersihan maupun peningkatan infrastruktur pendukung.

“Cukup sering 300 orang langsung turun di Bunaken, sementara pemandunya terbatas. Sudah begitu banyak juga yang datang dengan membawa pulang karang,” ungkapnya.

Terkait dampak ekonomi yang akan menggeliat di Sulut, diakui Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara Peter Jacobs akan terasa. Sayangnya, potensi risiko pengembangan pariwisata juga tetap ada.

Menurutnya, untuk memastikan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, pemangku kebijakan serta pemangku kepentingan sektor ini harus memiliki langkah bersama.

“Risiko beralihnya mata pekerjaan pertanian ke pelayanan terbuka. Selain itu, potensi meningkatnya penimpangan sosial juga tidak dapat terelakkan,” tutur Peter.

Dia menambahkan sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga agar Sulawesi Utara juga.

Dalam diskusi yang berlangsung hangat ini, turut dihadiri oleh Ketua PHRI Sulut Johnny Lieke, Kepala Badan Pusat Statistik Mohammad Edy Mahmud, Kepala Kantor Wilayah PLN Suluttenggo Baringin Nababan, GM Garuda Indonesia Donald Jerry, Kepala Dinas Pariwisata Sulut Happy T.R Korah dan lainnya.



Editor : @Bisnisbmr05
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya