JAKARTA - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. tahun ini akan menganggarkan belanja modal hingga US$70 juta atau setara Rp945 miliar . Belanja modal yang dianggarkan perseroan tersebut lebih besar dari rencana awal yang hanya sekitar US$20 juta.
David Kosasih, General Manager Finance Chandra Asri Petrochemical, mengatakan pada kuartal pertama tahun ini belanja modal yang sudah direalisasikan sebesar US$35 juta. Adapun pada kuartal kedua belanja modal yang terserap mencapai US$10 juta.
“Sehingga pada semester pertama tahun ini yang diserap lebih dari US$40 juta. Semuanya dari kas internal untuk regular maintenance dan plant improvement,” katanya dalam paparan publik perseroan, Senin (6/6/2016).
Melalui hal tersebut pihak perseroan mengkalim semakin optimistis menjaga utilisasi kapasitas produksi produk inti, yang saat memasuki kuartal II/2016 sudah lebih dari 90%. Sebagai gambaran, pada kuartal pertama tahun ini utilisasi kapasitas produksi perseroan untuk produk polyethylene baru 89%, polypropylene 89%, styrene monomer 72% dan butadine 76%.
Jika dirinci, saat ini perseroan memiliki kapasitas produksi ethylene 860.000 ton per tahun, yang termasuk di dalamnya produk turunan polyethylene mencapai 336.000 ton per tahun dan styrene monomer 340.000 ton per tahun.
Adapun kapasitas produksi propylene dengan produk turunan polypropylenemencapai 480.000 ton per tahun. Sedangkan untuk produk py gas memiliki kapasitas produksi 400.000 ton per tahun dan crude c4 mencapai 315.000 ton per tahun termasuk di dalmnya produk turunan butadiene mencapai 100.000 ton per tahun.
Suryandi, Corporate Secretary sekaligus Direktur SDM perseroan, mengatakan kapasitas produksi tersebut jika dipertahankan dengan tingkat utilisasi hingga 90% lebih sampai akhir tahun akan mendorong perseroan meraup pendapatan hingga US$2 miliar. Namun, terkait laba pihaknya enggan berekspektasi.
“Dengan kapasitas produksi tersebut kami bisa meraih US$2 miliar tahun ini, sedangkan untuk laba harus lihat kinerja keuangan hingga semester pertama. Karena hingga kuartal pertama pertumbuhan laba tinggi sekali,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Sebagai gambaran, pada 2015 perseroan membukukan penjualan sebesar US$1,37 miliar dengan laba US$26,3 juta. Pada kuartal pertama tahun ini perseroan meraup penjualan sebanyak US$358,9 juta dengan laba US$35,4 juta. Penjualan pada kuartal pertama tahun ini tersebut menurun 0,3% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$357,9.
Adapun laba triwulan pertama tahun ini naik pesat dari kurun waktu yang sama tahun lalu sebesar US$2,8 juta. Adapun pada kuartal II/2015 perseroan membukukan sekitar US$500 juta. Sedangkan untuk laba perseroan enggan mengatakannya.
Penaikan tersebut diklaim perseroan diraih karena kuantitas produksi yang naik hingga 40%. Hal itu pun didorong harga bahan baku yang merosot pasca harga minyak mentah dunia yang anjlok dan permintaan produk petrokimia yang terus meningkat.
Bisnis.com