Inggris Putuskan Keluar dari Uni Eropa, Apa Dampak Bagi IHSG & Rupiah?
Penulis By Unknown on 25/06/2016 | No comments
JAKARTA - Keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa melalui referendum sontak membuat pasar saham dan mata uang global terpuruk. Lantas, apa dampak terhadap Indeks harga saham gabungan (IHSG) dan rupiah di Indonesia?
Kepala Riset PT Nong Hyup Koorindo Securities Indonesia Reza Priyambada menilai koreksi Indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 0,82% ke level 4.834,57 terjadi lantaran adanya kepanikan aksi jual. Hasil referendum Inggris yang memilih hengkang dari Uni Eropa (British Exit/Brexit) diproyeksi memiliki efek domino terhadap mata uang dunia.
"Akan di manfaatkan oleh sebagian pelaku pasar untuk mengakumulasi beli. Pelemahan ini hanya sementara, setelah sepekan, sentimen Brexit akan mereda," katanya saat dihubungi Bisnis.com, Jumat (24/6/2016).
Perdagangan Jumat (24/6/2016), IHSG ditutup di zona merah menyusul mayoritas lantai bursa global yang terkoreksi. Di Asia Pasifik, koreksi terdalam terjadi di bursa Jepang lebih dari 7%.
Meski terkoreksi, investor asing justru mengakumulasi pembelian saham dengan mencatatkan net buy Rp587,29 miliar. Bahkan, investor asing membukukan net buy Rp1,43 triliun sepanjang pekan ini.
Reza menjelaskan, koreksi lantai bursa global dan IHSG terjadi lantaran ada kepanikan yang berlebihan. Keputusan Brexit diikuti oleh penurunan pound sterling dan tentu bakal berdampak negatif pada kurs rupiah.
Di pasar spot, nilai tukar rupiah ditutup terdepresiasi 1,08% sebesar 143 poin ke level Rp13.391 per dolar AS. Sepekan, rupiah terkoreksi 0,39% sebesar 52 poin dari Rp13.391 per dolar AS.
Menurut dia, pelemahan pound sterling hingga 12% diperkirakan akan berdampak ke mata uang di berbagai negara. Tetapi, tidak banyak alasan untuk panik berlebihan terhadap keputusan Brexit lantaran investor Inggris juga tidak bereaksi berlebihan.
Investor asal Inggris dinilai menyayangkan keputusan Brexit akibat adanya perjanjian perdagangan antar negara di Uni Eropa. Meskipun, neraca perdagangan Inggris selalu defisit dengan negara-negara Uni Eropa.
Akan tetapi, sambungnya, kerjasama Indonesia dengan Inggris tidak lebih besar dibandingkan dengan Jepang, Amerika Serikat, dan China. Sehingga, dampak Brexit bakal minim bagi perekonomian dan neraca perdagangan Indonesia.
Dia memproyeksi keputusan Brexit akan menjadi sentimen negatif sementara ke lantai bursa. Pekan depan, IHSG diproyeksi hanya akan terkena sentimen menjelang lebaran, bukan semata-mata akibat Brexit.
IHSG diperkirakan akan bertahan di level support 4.750-4.780 dan resistance 4.820-4.830. Sedangkan, nilai tukar rupiah diperkirakan akan bergerak melemah ke level Rp13.700 per dolar AS hingga Rp13.800 per dolar AS.
Editor : Inyo
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya