BISNISBMR.CO, KOTAMOBAGU - Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berharap hasil Sensus Ekonomi 2016 yang dilakukan BPS bisa mendukung data nasional untuk menetapkan kebijakan pemerintah kepada sektor produkif itu.
"Kami berharap Sensus Ekonomi 2016 memberikan data riil pelaku usaha
khususnya UMKM, sehingga bisa memetakan UMKM di Indonsia," kata salah satu Ketua Koperasi saat bertandang di Kantor BPS Kotamobagu, Jumat (4/3/2016).
Menurutnya, pelaku UMKM berkepentingan dengan sensus tersebut
yang diharapkan bisa lebih memetakan potensi UMKM di Bolaang Mongondow secara keseluruhan.
Ia berharap, petugas Sensus Ekonomi 2016 lebih siap dan paham.
Pasalnya menurut dia Sensus Ekonomi 2016 lebih berat dan menuntut
kesiapan pelaku sensus di lapangan.
"Jelas petugas sensus di daerah tugasnya berat karena indikatornya
juga lebih banyak dan detail. Jangan ada lagi ada istilah data tembak
karena datanya tentu tak akan valid," katanya.
Menurut dia, sensus ekonomi 2016 lebih lengkap sehingga form-nya juga
harus dipahami betul agar bisa menghasilkan data yang akurat.
"Di sisi lain perlu masyarakat, termasuk pelaku usaha perlu diberi
pemahaman. Misalnya ditanya penghasilan bisa disebutkan Rp100 juta,
padahal itu dibagi-bagi bila dilakukan di satu sentra produk," katanya.
Sementara itu, pendataan seluruh sektor usaha secara menyeluruh
(selain sektor pertanian) akan mampu menghasilkan gambaran lengkap
tentang level dan struktur ekonomi non-pertanian, berikut informasi
dasar dan karakteristiknya.
Selain itu juga akan diketahui daya saing bisnis di Indonesia, serta penyediaan kebutuhan informasi usaha.
Metode pendataan Sensus Ekonomi 2016 adalan metode listing
perusahaan, penataan karakteristik usaha mikro, pendataan karakteristik
usaha menengah dan besar.
Cakupan sensus itu adalah seluruh usaha dan perusahaan nonpertanian,
pelaku usaha baik pemetintah, lembaga nonprofit, korporasi dan uaha
rumah tangga termasuk bisnis online dan nonformal.
Sektor yang akan didata lainnya adalah pertambangan dan penggalian,
industri pengolahan, pengadan air, kontruksi, perdagangan besar dan
eceran, tranportasi dan pergudangan, penyedia akomodasi, informasi dan
komunikasi.
Kemudian jasa keuangan dan asuransi, real estate, jaa pendidikan,
jasa kesehatan, kebudayaan dan hiburan, jasa perorangan yang melayani
rumah tangga dan kegiatan badan dan organisasi internasional. (Egam)